-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ada Posyandu Tak Layak di Desa Penghidupan, Ini Penjelasan Kades ?

Friday 28 February 2020 | Friday, February 28, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-03-05T11:25:45Z


Kampar, (Redaksiriau.com) - Pengucuran dana desa oleh pemerintah dimaksudkan agar infrastruktur dan fasilitas layanan publik di desa semakin berkualitas demi kenyamanan masyarakat.

Ironis, kondisi sebuah posyandu di Dusun III, Desa Penghidupan, Kecamatan Kampar Kiri Tengah ini, masih jauh dari kata layak.
Selain kecil, kondisi bangunan posyandu bernama posyandu 'Kasih Ibu' ini tergolong sudah tua.

Cat dindingnya terlihat lusuh dan kusam. Atapnya berkarat. Di beberapa titik dindinya terlihat ada yang rusak.

Berdasarkan penulusuran kami, posyandu ini sendiri adalah fasilitas cek kesehatan/pertumbuhan sekaligus tempat imunisasi anak Bawah Usia Lima Tahun (Balita), adalah untuk melayani dua dusun, yaitu Dusun III dan Dusun IV.

Kepala Desa Penghidupan, Suljupri menyebut, pihaknya untuk saat ini belum bisa memperbaiki posyandu tersebut, dikarenakan lahan tempat berdirinya posyandu sekarang adalah lahan yang statusnya hanya pinjam pakai dari masyarakat.

''Itu tanahnya pinjam pakai ke masyarakat. Jadi ndak bisa kita buat di situ lagi. Pinjam pakainya 10 tahun, sejak 2008, tentu sudah habis sekarang,'' ujar Suljupri, kepada wartawan, Kamis (27/2/2020).

Oleh karenanya, Suljupri mengaku sedang mencari lahan yang bisa dipergunakan untuk membangun posyandu permanen yang layak dan representatif dalam melayani ibu-ibu dan anak-anak balita dua dusun di desa itu.

Jupri menjelaskan, rencana pembangunan posyandu dimaksud sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).

Dari pengakuan Suljupri, selama menjabat sebagai kepala desa sejak kurun waktu setahun yang lalu itu, ia sudah membangun satu unit posyandu permanen dan dan akan terus ia lanjutkan membangun posyandu-posyandu lainya di Desa Penghidupan yang berpedoman pada RPJMDes.

''Kita terimakasih sekali sudah diingatkan oleh kawan-kawan media,'' ucap Suljupri mengakhiri.

Desa Penghidupan, pada Tahun Anggaran 2019 lalu memiliki Aggaran Belanja Desa sebesar Rp1,7 miliar lebih. Informasi itu kami dapatkan dari papan informasi desa yang terpajang di depan Kantor Desa Penghidupan sendiri.

Pantuan di desa itu, Kepala Desa Suljupri tergolong baik dalam membina dan mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Di desa ini ada tiga jenis usaha yang mereka kelola melalui Badan Usaha Desa yang bernama BUMDes Hayati. Pertama, ada unit usaha simpan pinjam. Kedua, ada Unit Warung Serba Ada (Waserda) yang menyediakan pupuk, pakan ikan, pakan ayam, bahan-bahan pertanian serta pestisita. Ketiga, ada usaha jasa peminjaman/sewa alat-alat pertanian dan handtracktor.

BUMDes Hayati ini menjalankan kegiatan usahanya di tiga toko berjejer di satu lokasi.

Tidak seperti BUMDes di beberapa desa yang jarang buka, BUMDes di sini, berdasarkan pantauan kami selama rentang waktu dua minggu lebih, ketiga unit usaha BUMDes ini aktif dan selalu buka pada hari dan jam kerja untuk melayani masyarakat Desa Penghidupan dan sekitarnya.
Masyarakat pun terpantau sibuk datang dan pergi silih berganti mengunjungi BUMDes ini setiap harinya.

Laporan : Sanusi
×
Berita Terbaru Update