Redaksiriau.com - Pada hari sabtu, 31 Juli 2021 bulan lalu, tim Kukerta Universitas Riau melakukan kegiatan rekayasa rematurasi ikan patin bersama dengan anggota balai bibit ikan ( BBI ) atau UPT Pemberdayaan Perikanan binaan pemprov Riau di Desa Koto Tibun Dusun Titian Sago.
Ujar “Pak Ahmad Karimi” atau biasa dipanggil Pak Uwo salah satu petugas BBI, “Rematurasi yang lebih cepat dapat meningkatkan frekuensi pemijahan induk ikan dan meningkatkan ketersediaaan benih sehingga dapat meningkatkan produksi ikan patin siam”.
Ikan patin siam adalah salah satu komoditas budidaya perikanan air tawar yang banyak diminati masyarakat karena rasa dagingnya yang lezat dan bernilai jual tinggi. Ikan patin siam memiliki ciri khas bentuk tubuh panjang berwarna putih keperakan pada bagian perut dan biru kehitaman pada bagian punggung.
Selanjutnya tim Kukerta Universitas Riau melakukan pengukuran keberhasilan percepatan rematurasi seperti tingkat kebuntingan, diameter telur, dan persentase kematangan gonad memberikan hasil yang berbeda.
Tingkat kebuntingan induk dihitung secara visual melalui pengamatan terhadap bentuk perut dan keberadaan telur dengan kanulasi. Perut induk ikan patin siam yang bunting terasa halus dan lembek bila diraba, lubang urogenitalnya bengkak dan berwarna merah tua.
Tidak semua induk yang bunting telurnya siap untuk dibuahi, beberapa induk saat dikanulasi telurnya masih muda, jumlahnya sedikit dan bercampur air, atau bercampur darah.