-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menguak Kemilau Destinasi Wisata di Tengah Hutan Adat Muara Sako di Kab. Pelalawan

Monday 15 March 2021 | Monday, March 15, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-03-16T01:35:46Z

Pelalawan,(Redaksiriau.com) - Terkait salah satu visi dan misi LPLHI - KLHI yakni menjadi wadah dan fasilitator bagi seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan mampu menciptakan Gerakan Hijau Nasional yang nyata dan berkelanjutkan, minggu (14/03/2021) DPW LPLHI - KLHI (Lembaga Penyelamat Lingkungan Hidup Indonesia - Kawasan Laut, Hutan dan Industri) Prov. Riau dan DPD Kab. Pelalawan, kembali bersinergi dengan masyarakat.

Kali ini DPW LPLHI - KLHI Prov. Riau dan DPD Kab. Pelalawan langsung turun ke lokasi Desa Muara Sako Kec. Langgam, Kab. Pelalawan untuk penyelamatan lingkungan dan dukungan terhadap pengelolaan hutan adat berbasis masyarakat serta menggali inspirasi dari masyarakat dalam mengembalikan keseimbangan alam di daerah.


Saat itu terlihat rombongan DPW LPLHI - KLHI Prov. Riau yakni Noverli (Ketua), Ruby Nono (Humas), Dodi Kurniadi (Bendahara), Andrizal (Div. Daerah Aliran Sungai) Syaiful Nazli Lubis (Div. Kerjasama Antar Lembaga) dan beberapa anggota kehormatan LPLHI-KLHI Prov Riau yakni Nasri Joni dari BPTP Riau dan Serma Auri bpk Dodi Jaelani. Sedangkan dari DPD LPLHI KLHI Kab. Pelalawan yakni Mulyana (Sekjen) dan Rizal (Div. Investigasi dan Mitigasi), bersinergi dengan masyarakat Desa Muara Sako untuk melakukan goro diwilayah hutan adat Desa Muara Sako Kec. Langgam Kab. Pelalawan.

Noverli mengatakan, "saat ini kami ingin membantu masyarakat Desa Muara Sako yang rencananya akan mengelola hutan adat berbasis masyarakat ini untuk menjadi salah satu destinasi wisata alam di Kab. Pelalawan karena masyarakat adat mampu berperan sebagai garda pelindung terdepan dari perusakan hutan. Disamping itu, kami LPLHI - KLHI sekaligus mengajak masyarakat agar mencintai lingkungannya, mengedukasi generasi muda untuk peka dan peduli terhadap isu lingkungan di Indonesia." 

Ketua DPW LPLHI-KLHI Prov Riau tersebut juga menghimbau kepada Pemprov. Riau serta Pemda. Kab.Pelalawan untuk dapat segera turun meninjau lokasi sehingga dengan kontribusi dari semua stakeholder terkait dapat mewujudkan harapan masyarakat adat Muara Sako untuk menjadikan Hutan Adat tersebut agar menjadi destinasi wisata bagi seluruh masyarakat Riau.

Ruby Nono (Humas) DPW LPLHI - KLHI Prov Riau menambahkan, "masyarakat adat yang selama ini  dianggap hidup tertinggal dan jauh dari hiruk pikuk kota. Masyarakat adat dianggap ekonomi rendah dan terbelakang ilmu pengetahuan. Padahal, masyarakat adat memiliki kekuatan tinggi menghormati alam dan lingkungan sekitarnya. Sikap ini jarang dimiliki masyarakat perkotaan. Selain itu, masyarakat adat sangat mencintai kehidupan yang bersahabat dengan alam dan lingkungan. Mereka memilih menjaga adat dan lingkungan untuk keberlangsungan mendatang, ketimbang merusak alam demi pundi-pundi uang.” tuturnya.

Disela-sela kegiatan goro yang sedang berlangsung saat itu, Ibu Lombut (Batin/Kepala Adat Desa Muara Sako) yang didampingi Panglima Besar Kepala Polisi Adat Muara Sako, bapak Anhar sangat berterima kasih kepada rombongan LPLHI - KLHI yang telah ikut andil dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Desa Muara Sako.

"Saya mewakili masyarakat Desa Muara Sako, mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas kepedulian LPLHI - KLHI terhadap masyarakat, yang telah membantu moril dan immateril serta pemikirannya kepada kami. 

Kami telah tinggal lama secara turun-temurun dalam kurun ratusan tahun memanfaatkan hutan sebagai sumber makanan, obat-obatan dan budaya Desa Muara Sako. Jika memungkinkan dan tidak ada aral melintang,

kami sangat ingin mewujudkan sebuah destinasi wisata alam di hutan adat kami di Kab. Pelalawan, selain demi terus terjaganya kelestarian hutan yang saat ini hanya tersisa sekitar 19 Ha saja akibat alih fungsi hutan menjadi lahan kelapa sawit dll." Ungkapnya.

Upaya-upaya penyelamatan hutan adat di Desa Muara Sako tersebut perlu mendapat perhatian khusus dan menjadi bahan refleksi bagi pihak-pihak terkait. Ini penting agar hutan tidak sampai hancur atau tinggal padang ilalang.

Ibu Lombut menambahkan, jika hal tersebut dapat terwujud, dapat saling belajar untuk memajukan usaha wisata alam atau ekowisata untuk kesejahteraan kami khususnya dan masyarakat Kab. Pelalawan umumnya, agar hutan di daerah kami tidak dikonversi ke perkebunan kelapa sawit.**



Editor : Redaksi

Sumber : Humas DPW LPLHI-KLHI Prov.Riau

×
Berita Terbaru Update