-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

OPINI : Keunikan dan Kelebihan Berkendara di Tapung Raya

Wednesday 19 May 2021 | Wednesday, May 19, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-05-20T06:23:53Z


 




Tapung Raya,(Redaksiriau.com) - Saat ini pembangunan dan perbaikan jalan terjadi dimana-mana, pemerintah terus berupaya dalam membangun infrastruktur. Sebagai masyarakat yang tinggal di pedalaman Riau, tepatnya di Tapung Raya, saya sudah tidak heran lagi dengan realita yang terjadi, sudah pasti Tapung Raya minim tersentuh pembangunan tersebut, dan seperti sudah terlatih menerima realita pahit dari zaman ke zaman. Sejak era presiden Soekarno hingga Jokowi, Tapung Raya sudah mafhum dengan realita, seakan-akan kontribusinya ke negara ini tidak ada, padahal ketika di Riau kita sering mendengar ungkapan "kite ni kaye, tapi nasib badan macam ni aje"

Perihal kontribusi atau sumbangan terhadap perekonomian negara, Tapung Raya merupakan gabungan dari Tiga Kecamatan yang tergabung ke dalam wilayah administratif Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Tiga Kecamatan tersebut diantaranya, Tapung Hulu, Tapung Hilir, dan Tapung. Secara geografis, daerah ini memiliki lahan perkebunan luas yang dikelola oleh masyarakat dan berbagai perusahaan, baik BUMN ataupun swasta. Komoditas perkebunan di daerah ini adalah kelapa sawit. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar tentang luas dan produksi perkebunan rakyat komoditi kelapa sawit menurut kecamatan tahun 2013, total luas perkebunan kelapa sawit di daerah Tapung Raya mencapai seluas 119.931 Ha. dengan total produksi sebanyak 1.671.088 Ton/Tahun. 


Selain kekayaan pada sektor perkebunan, Tapung Raya juga memiliki kekayaan pada sektor perminyakan. Blok CPP yang direbut dengan teriakan merdeka oleh Rakyat Riau pada tahun 1999 juga masuk dalam bagian daerah Tapung Raya. Blok CPP dikelola oleh BUMD Provinsi Riau. Tetapi dalam buku Drh. Chaidir, MM. yang berjudul 1001 Saddam, beliau berpendapat bahwa "minyak ini benda aneh, mengalirnya ke atas, bukan ke bawah" memang seperti kiasan yang sudah sering terjadi di negara akhir-akhir ini. Tapi, di Tapung Raya sepertinya dari dulu itu sudah terjadi.


Melihat kekayaan Sumber Daya Alam daerah Tapung Raya, sebetulnya sudah bisa menjadi tolak ukur dalam menakar kemajuan pembangunan infrastrukturnya. Tetapi pada realitanya, kekayaan Sumber Daya Alam dan pembangunan infrastrukturnya merupakan dua hal yang berlawanan, tak seimbang dan sebanding. Tapung Raya sudah layak dikatakan negeri petrodolar dengan kekayaan minyak yang berlimpah ruah, tetapi tidak membuat infrastrukturnya menjadi layak untuk dikatakan mewah. Bayangkan saja, setiap berkendara di sepanjang jalannya, Lima Meter sekali harus ngerem. Selain itu jalanan Tapung Raya memiliki keunikan dan kelebihan.


Pertama, musim hujan adalah momentum dimana jalanan di Tapung Raya akan berubah menjadi destinasi wisata. Sepertinya inilah tujuan pemerintah untuk tidak memperbaiki jalan di Tapung Raya. Masyarakat Tapung Raya tidak perlu jauh-jauh ke Riau Fantasi di Pekanbaru atau Dunia Fantasi di Jakarta, cukup keluar rumah dan berkendara. Maka, rasakan asyiknya berwisata ria dengan lumpur dimana-mana. Potensi wisata di Tapung Raya ini sudah lestari sejak dahulu kala dan terbentang Puluhan Kilometer panjangnya. 


Kedua, karena jalan di Tapung Raya merupakan jalan lintas Provinsi, maka jalanan Tapung Raya sering diakses oleh pajabat pemerintahan. Sepertinya, pejabat pemerintahan di Provinsi Riau sangat meggunakan nurani dalam hal menghemat anggaran. Sehingga, pejabat pemerintahan di Provinsi Riau tidak perlu mengeluarkan anggaran yang banyak untuk mengoptimalkan potensi wisata, cukup dengan tidak menganggarkan untuk jalanan di Tapung Raya sudah menjadi upaya optimalisasi potensi wisata dalam rangka mencapai visi Riau sebagai pusat perekonomian dan kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera, lahir dan batin di Asia Tenggara Tahun 2025. 


Terakhir, Tapung Raya adalah lokasi yang tepat untuk remaja yang sedang kasmaran. Si cowok tidak perlu menggunakan kendaraan roda empat, cukup roda dua saja. Tidak perlu mencari polisi tidur untuk melakukan modus. Cukup berboncengan sepeda motor dengan kecepatan 45 KM/Jam maka bersiaplah si cowok akan merasakan pelukan 120 KM/Jam. Ketika kecepatan ditambah, si cewek akan merasakan goncangan luar biasa, seketika pasangan ini akan merasa seperti Dilan dan Milea atau Rangga dan Cinta versi Tapung Raya dengan tambahan penuh adrenalin dengan misi menyelamatkan nyawa. 


Tapung Raya memang layak dikatakan negeri petrodolar, tetapi mujur nasibnya tidak sama dengan Uni Emirat Arab. Mulai dari jalan yang memacu adrenalin, bisa berubah menjadi destinasi wisata, dan keunikan-keunikan lainnnya. Kita hanya bisa menyimpulkan, mungkin di masa depan akan ada sesuatu di Tapung Raya.**



Editor : Bidayat Il Yasin

Sumber : Toibul Hadi (Mahasiswa FISIP UPN "Veteran" Yogyakarta).

×
Berita Terbaru Update