-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

''Rapor Merah'' Jalanan Berdebu di Kampar Kiri Tengah

Sunday 1 March 2020 | Sunday, March 01, 2020 WIB | 0 Views Last Updated 2020-03-05T11:17:08Z

Kampar, (Redaksiriau.com) - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kabupaten Kampar memberikan penilaian rapor merah untuk setahun kepemimpinan Catur Sugeng Susanto. Penilaian itu mereka publis saat  berunjuk rasa pada Kamis (13/2/2020) lalu di Kantor Bupati Kampar.

Ada beberapa poin yang menurut KAMMI memberi kontribusi pada rapor merah Catur Sugeng Susanto ini. Diantaranya adalah belum meratanya pembangunan di Kabupaten Kampar.

Benarkah apa yang disampaikan oleh KAMMI Kampar ini?

Untuk mencari korelasi penilaian itu, kami turun ke kecamatan Kampar Kiri Tengah, pada Minggu (1/3/2020). Di Kecamatan Kampar Kiri Tengah ini kami menemukan jalan-jalan yang belum diaspal.

Saat kami mulai memasuki Desa Koto Damai. Kami disuguhi jalanan penuh debu. Sesekali ban kenderaan kami seolah bagai terseret ke kiri dan ke kanan oleh pasir-pasir putih yang memenuhi jalanan. Manakala ada kenderaan lain yang lewat, debu berterbangan hingga membuat penglihatan terganggu.

Beberapa waktu lalu, kami sempat menanyakan kepada kepala desa berapa panjang jalan yang belum diaspal di desanya. Kepala Desa Koto Damai, Saikhu, menjelaskan saat ini ada sepanjang 5 kilometer jalan yang belum diaspal di desanya.

Seperti umumnya kades, Saikhu berharap, jalan di desanya bisa segera diaspal, agar pergerakan masyarakat menjadi lancar.

Selanjutnya kami menyusuri jalan berdebu itu ke arah timur menuju Desa Mekar Jaya. Di desa ini ada lebih banyak jalan yang belum diaspal di sini.

Masyarakat yang kami temui menyebut, debu dan pasir yang memenuhi jalanan ini akan berubah menjadi lumpur manakala hujan mengguyur. bahkan kata warga, pada titik tertentu akan berubah menjadi kubangan lumpur.

Warga yang kami temui ini, meminta Pemda Kampar buka mata pada kondisi mereka.

''Ya, minta diaspal la mas,'' ujar seorang pengendara sembari pergi tanpa sempat menyebutkan nama itu.

Kepala Desa Mekar Jaya, Ponijan, yang sempat kami konfirmasi beberapa waktu lalu, menyebut, di desa ini ada lebih kurang 12 kilometer jalan yang belum diaspal.

Ponijan menjelaskan, kondisi jalan yang belum pernah diaspal ini menghambat kelancaran aktivitas ekonomi dan sosial kemasyarakatan dari dan menuju desanya.

''Tentunya, (kondisi ini) agak memperlambatlah untuk pengangkutan muatan-muatan hasil kebun masyarakat,'' ungkapnya.

Menurut pengakuan Ponijan, pihaknya sudah berupaya maksimal agar jalan di desa mereka dapat diaspal Pemerintah Kabupaten Kampar.

''Kalau upaya kami sudah tiap tahun (diusulkan) pak. Paling (aspalnya) masih terpotong--potong, ngangsur dikit-dikit. Sekilo, 500 (meter) dari arah Bina Baru terus. Melalui proposal sudah. Di Musrenbang pun selalu kami usulkan. Pada reses-reses dewan pun selalu kami usulkan. Pakai lihat titik kordinat pun sudah. (nyatanya) sampai kini masih belum (diaspal).

Bahkan kata dia, alm. Azis Zaenal sempat meninjau langsung kondisi jalan di desanya pada 2018 silam.

''Pak Catur pun sudah survey lapangan,'' tutur Ponijan lagi.

Seperti diketahui, Desa Mekar Jaya berada di Kecamatan Kampar Kiri Tengah. Kecamatan ini dibelah oleh jalan Negara yang menghubungkan kota Pekanbaru-Lipatkain-Kabupaten Kuantan Sengingi. Kecamatan ini juga berbatasan langsung dengan Kecamatan Kampar Kiri Hilir yang berjarak hanya lebih kurang 30 menit dari kota Pekanbaru. Dengan fakta ini. Sebenarnya, daerah ini bukan berada di pelosok. Namun, faktanya juga, kondisi jalan-jalan di wilayah ini masih amat memprihatinkan serta sangat membutuhkan perhatian serius Pemda Kampar yang kini dipimpin Bupati Catur Sugeng Susanto.****(Tim)







×
Berita Terbaru Update